29 Juli 2009

Hebatnya Kata-Kata Dalam Mengurangi Stress

Satu hal yang biasanya merusak dalam bertindak yang diakibatkan 
derita batin, yang akhirnya menyebabkan stress, depresi dan kecemasan, 
sebenarnya tergantung pada kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan situasi 
dan kejadian yang dialami oleh seseorang. Dengan menggunakan kata-kata bernada 
keras dan penuh emosi, kesedihan atau rasa sakit akan memicu respon yang 
menakutkan. Dan terlebih lagi, pemilihan kata yang buruk justru akan memperburuk 
rasa sakit yang dirasakan. Sebenarnya, kata-kata memiliki kekuatan lebih, dan 
dalam artikel ini akan ditunjukan tiga kata yang paling buruk, yang dapat Anda 
gunakan serta bagaimana akibatnya terhadap emosi Anda, dan tiga kata baik 
sebagai kebalikannya.

Kata-kata yang bernada keras dan penuh emosi memang sudah jadi bagian kosa kata 
tiap orang. Kadang, kita menggunakan kata-kata bernada tinggi saat kehilangan 
kendali, marah dan frustasi. Dalam keadaan seperti ini, kita seperti sedang 
memberi angin pada perasaan dan emosi keluar dari tempatnya.

Sebenarnya, itu semua sah-sah saja. Bagi kebanyakan orang, setelah mengeluarkan 
semua uneg-uneg, mereka akan kembali pada diri awal dan menjalani hidup dengan 
normal. Tapi tidaklah semudah itu, jika emosi negatif itu berubah jadi stress, 
depresi dan kecemasan.

Dalam keadaan ini, rasa sakit akan terlontar dengan cara negatif, sebagai reaksi 
dari setiap kejadian dalam hidup yang dialami orang tersebut. Salah satu reaksi 
negatif adalah dengan mengeluarkan kata-kata bernada keras serta penuh emosi, 
yang justru akan membuat masalah sepele jadi besar. Ada tiga kata yang membuat 
emosi kita jatuh ke bagian paling dasar, yaitu Semuanya, Tak Ada dan Tak Akan 
Pernah. Sebagai contoh, hubungan Anda sedang mengalami guncangan dan bahkan 
sepertinya tak akan dapat dipertahankan. Dan berikut bagaimana tiga kata di atas 
justru mendorong Anda pada titik stress, depresi serta kegelisahan. 

"Ya Tuhan. Semuanya yang terjadi dalam hidupku selalu berakhir buruk. Tak Ada 
lagi yang kuinginkan tanpanya. Aku Tak Akan Pernah bisa tertawa lagi." Dapatkah 
Anda lihat betapa merusaknya reaksi emosi tinggi ? Dan dapatkah Anda lihat, 
betapa kata-kata itu justru mendorong stress dengan memberi arti kejadian itu 
layaknya bencana besar?

Untuk menghindari membangkitkan emosi menakutkan ini, Anda dapat menggunakan 
tiga kata yang lebih baik, lebih tidak emosional, dapat meredakan intensitasnya, 
yaitu Hanya - untuk mengganti Semuanya - Sementara untuk mengganti Tak Akan 
Pernah - Beberapa- untuk mengganti Tak Ada.

Seperti contoh, ungkapan dalam kasus yang sama: "Baiklah, hubungan kami berakhir, 
tapi itu Hanya mempengaruhi kehidupan cintaku. Beberapa hal akan berubah, tapi 
pekerjaan, teman-teman, hobi kehidupan sosial -ku masih berjalan seperti biasa. 
Sekarang aku terluka, tapi itu hanya Sementara dan segalanya akan berjalan 
normal sejalan dengan waktu."

Dapatkah Anda lihat, betapa kata-kata ini dapat mengurangi pengaruh dan lebih 
banyak memberi kekuatan? Nah, Anda dapat memilih, kata-kata mana yang dapat 
membuat Anda lebih kuat, saat mengalami hal-hal buruk dalam kehidupan ini. Jika 
kata-kata postif dapat memberi dampak yang lebih baik untuk menghindari stress, 
depresi dan kecemasan, kenapa tak memilih menggunakannya? (articlebiz/erl) 

Klik di sini untuk mendapatkan masukkan GRATIS : "Mendongkrak Pendapatan di Internet"

2 komentar:

  1. makasih info dan sharingnya gan...

    semoga membantu buat yang lagi stress...mantaff

    BalasHapus
  2. luar biasa, emang ngerasain banget kekuatan kata2 waktu abis putus sama cewekku waktu beberapa minggu yang lalu

    BalasHapus